Thursday, April 14, 2016

Mbah Manshur Kudus - Al-Lail (Qiraat sab'at version)


Romo KH. KH. Muhammad Mansur Maskan (alm) merupakan murid kesayangan dari Asy-Syaikh al-Muqri' Simbah Romo KH. Muhammad Arwani Amin (Kudus). Selain mendapatkan sanad Qiraat Sab'at dari Simbah Arwani, Mbah Manshur dikenal memiliki suara yang indah.

Dengan niat untuk ngalap barokah dari para Kiai, monggo dinikmati alunan suara dari Mbah Manshur dalam melantunkan surat Al-Lail dengan Qiraat Sab'at..

Download disini

KEMULIYAAN HAAMILUL QUR'AN (Penghafal Al-Qur'an)

Sumber : FB Thoriqoh Yanbu'a
AKU ORA KEPINGIN MULYAKNO AWAKMU, TAPI AKU PINGIN HURMAT MARANG ALQUR'AN SENG ONO NOK NJERO NING ATIMU
Disampaikan oleh :
Syaikhona Romo KH. Manshur Maskhan

غفراللهُ لهُ ذنوبهُ الفاتحه.......
dalam sebuah pengajian kitab ATTIBYAN FII ADABI HAMALATIL QUR'AN...
Beliau menerangkan sebuah Hadits dimana Hadits ini supaya diperhatikan untuk orang yang bukan seorang Haamilul Qur'an.

حامِلُ القُرأن حامِلُ رايَةالإسلام
فمن أكرمَهُ فقَد أكرمَ الله
فمن ءاهَنَهُ فَعَلَيهِ لَعنَةُالله

Orang yang Hafal Alqur'an,
(Besok dihari Mahsyar) Adalah Pembawa Bendera Agama Islam.
Barang siapa yang Memuliyakannya (Hamilul Qur'an),
Maka Sungguh Allah SWT Akan memulyakannya.
Dan barangsiapa yang Sengit/Benci (Hamilul Qur'an),
Maka Sungguh Allah SWT Sengit/Benci pada nya.

Alkisah...
Sewaktu Beliau (Yai Manshur) Nderek aken Simbah Arwani dalam sebuah Acara Hataman di Pondok Jawa Timur, tepatnya di Pondok Simbah Kiyai Hamid Pasuruan. Yai Manshur tidak mau duduk di tempat atas yang sudah disiapkan sebelumnya, bersanding dengan para Kiyai dan Masyayikh lain yang diantaranya Simbah Arwani. Sampai simbah Arwani Memanggilnya...

"Manshur.... Kemarilah... !!! Duduklah disampingku..."
Yai Manshur menjawab, "Mboten Mbah... saya dibawah sini saja" (Kumpul dengan Orang-orang umum)
Simbah Arwani Memanggilnya kembali...
"Manshur... Kemarilah,Duduk disampingku."
Yai Manshur tetap Enggan Beranjak dari tempat duduknya....

Akhirnya Simbah Yai Hamid bangkit dan menghampiri Yai manshur ditempat duduknya yang kumpul dengan orang umum. Dengan mimik wajah yang agak kesal, Simbah Kiyai Hamid Dawuh seolah ndukani Yai Manshur....
"AKU ORA KEPINGIN MULYAKNO AWAKMU, TAPI AKU PINGIN HURMAT MARANG ALQUR'AN SENG ONO NOK NJERO NING ATIMU" (Aku tidak ingin memuliyakan dirimu, Tapi Aku hanya Inginmemuliyakan Alqur'an yang ada dalam hatimu)

Subhanallaah... Yai Manshur dengan linangan air mata keharuan ahirnya beranjak duduk disamping simbah Arwani.

Semoga dan Semoga sedikit Kisah ini mampu membuat kita semua untuk semakin mencintai Alqur'an serta menghormati Haamilul Qur'an. Sebagai mana Auliya' Allah simbah Hamid yang terkenal Ke'alimannya dalam memuliakan seorang Khodim Simbah Arwani...

Sumber : Thoriqoh Yanbu'a

Monday, April 11, 2016

Bulan Rajab, Menurut KH. Sholeh Darat (1)


Amalan Bulan Rajab - Bulan Rajab sangat banyak dinanti oleh orang Islam. Sebab bulan ini semakin mendekatkan hadirnya bulan Ramadan yang sangat agung. Oleh sebab itu, perlu kembali kita renungkan bagaimana KH Sholeh bin Umar Assamarani (dikenal Mbah Sholeh Darat) menjelaskan tentang fadlilah bulan Rajab ini.

Dalam Kitab Lathaifut Thaharah wa Asrarus Sholat karya Mbah Sholeh Darat halaman 83-88 dituliskan bab khusus tentang "Bab Fadlilah Rajab". Kitab yang ditulis dengan pegon dan diterbitkan oleh Thoha Putra Semarang ini sangat detail menjelaskan keutamaan Rajab merujuk pada hadits Nabi. (Baca Duta Islam: Fasholatan Kyai Soleh Darat)

KH Sholeh menjelaskan: "Nabi bersabda: 'Barang siapa yang mengucapkan kalimat سبحان الحي القيوم sebanyak 100 kali tiap hari pada sepuluh hari awal Rajab, mengucap سبحان الاحد الصمد sebanyak 100 kali tiap hari pada sepuluh hari kedua, dan mengucap سبحان الرؤف sebanyak 100 kali tiap hari pada sepuluh hari ketiga, maka tidak ada orang yang bisa menghitung pahalanya".

Hadits ini memberikan pengertian tentang bacaan atau wirid yang perlu didawamkan untuk dibaca setiap hari di bulan Rajab. Dan pahala yang didapatkan sangat banyak sekali, sehingga tidak bisa dihitung. (Baca Duta Islam: Cara Mbah Sholeh Darat Mendidik Orang Awam)

Dan Rasulullah Saw juga menyampaikan bahwa bulan Rajab adalah bulannya Allah Swt, sedangkan bulan Sya'ban adalah bulannya Rasulullah, sementara bulan Ramadan merupakan bulannya umat Muhammad. Maka Nabi selanjutnya menegaskan bahwa siapa saja yang menjalankan puasa sehari di bulan Rajab murni karena Allah tanpa niat lainnya, maka akan selalu mendapatkan ridla agung Allah dan dijanjikan tempat surga Firdaus.

Sedangkan pahala puasa Rajab dua hari akan mendapatkan kelipatan dua kali hitungan semua gunung di dunia. Puasa tiga hari mendapat pahala penghalang neraka. Puasa empat hari mendapat pahala diselamatkan dari segala bala' yang menimpa semacam junun, judzam dan barash serta diselamatkan dari fitnah Dajjal.

Sedangkan pahala puasa selama lima hari akan selamat dari siksa kubur. Pahala puasa enam hari adalah jaminan wajahnya bersinar saat keluar dari qubur sebagaimana sinar rembulan tanggal empat belas. (Baca Duta Islam: Keramat Mbah Sholeh Darat)

Adapun puasa tujuh hari adalah ditutupnya tujuh pintu neraka. Untuk pahala puasa di bulan Rajab delapan hari adalah dibukakan delapan pintu surga. Pahala puasa sembilan hari adalah akan bangun dari qubur dengan memanggil kalimat لا اله الا الله dan langsung masuk surga. Dan pahala sepuluh hari berpuasa adalah jalan mulus menuju shiratal mustaqim.

Mbah Sholeh Darat masih melanjutkan pahala puasa sebelas hari adalah tidak akan mendapat tandingan pahala kecuali orang yang sama menjalankan puasa 11 hari. Dan pahala puasa dua belas hari adalah mendapatkan pengakuan sebagai hamba yang mulia dibandingkan dunia dan seisinya. [dutaislam.com/ab]

Bersambung.....


Oleh M Rikza Chamami, Wakil Ketua KOPISODA (Komunitas Pecinta Mbah Sholeh Darat), alumnus Qudsiyyah dan Dosen UIN Walisongo

Sunday, April 10, 2016

Orang Alim dibanding Orang Bodoh



Dalam sebuah Hadist dikisahkan bahwa suatu tempo Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallammendatangi pintu masjid, di situ beliau melihat setan berada di sisi pintu masjid. Kemudian Nabi SAW bertanya, "Wahai Iblis apa yang sedang kamu lakukan di sini?" Maka Setan itu menjawab, "Saya hendak masuk masjid dan akan merusak shalat orang yang sedang shalat ini, tetapi saya takut pada seorang lelaki yang tengah tidur ini."

Lalu Nabi SAW berkata, "Wahai Iblis, kenapa kamu bukannya takut pada orang yang sedang shalat, padahal dia dalam keadaan ibadah dan bermunajat pada Tuhannya, dan justru takut pada orang yang sedang tidur, padahal ia dalam posisi tidak sadar?" Iblis pun menjawab, "Orang yang sedang shalat ini bodoh, mengganggu shalatnya begitu mudah. Akan tetapi orang yang sedang tidur ini orang alim (pandai)."

Dari Ibnu Abbas radliyallâhu ‘anh, Nabi SAW bersabda, "Nabi Sulaiman pernah diberi pilihan antara memilih ilmu dan kekuasaan, lalu beliau memilih ilmu. Selanjutnya, Nabi Sulaiman diberi ilmu sekaligus kekuasaan.

Bersumber dari Abi Hurairoh radliyallâhu ‘anh, Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallambersabda, "Barangsiapa pergi menuntut ilmu maka Allah akan menunjukkannya jalan menuju surga. Sesungguhnya orang alim senantiasa dimintakan ampunan untuknya oleh makhluk yang berada di langit maupun di bumi, hingga dimintakan ampun oleh ikan-ikan di laut. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi."

Hadits di atas menyiratkan betapa agama Islam begitu memuliakan, mengutamakan, dan menghargai orang yang berilmu pengetahuan. Bahkan melebihi keutamaanya orang yang ahli ibadah tapi bodoh. Menjadi jelas pula bahwa dalam agama Islam, menuntut ilmu dan mengembangkan budaya ilmiah itu termasuk bagian dari ibadah, juga merupakan tuntutan agama. Jadi tidak semata desakan kebutuhan zaman atau tuntutan dari institusi negara an sich. Itulah kunci mengapa dahulu pada masa kegemilangan peradaban Islam, banyak lahir ilmuan-ilmuan besar Muslim yang sumbangsihnya telah diakui dunia dalam banyak cabang keilmuan. Mereka menekuni disiplin keilmuan atas motif ajaran Islam, bukan tuntutan negara (daulah) waktu itu. 

"Samakah antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS. Al-zumar: 9)"

Begitu peduli dan perhatiannya agama Islam akan pentingnya ilmu pengetahuan, banyak pula ayat Al-Qur'an memberi dorongan dan motivasi agar seseorang mencintai ilmu, di antaranya ayat itu, "Samakah antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS. Al-zumar: 9). Tak hanya itu, Al-Qur'an sendiri mengajarkan umat manusia berdoa kepada Tuhannya agar senantiasa ditambahkan ilmu pengetahuan, "Dan katakanlah, Ya Tuhanku, tambahkanlah pengetahuan kepadaku".

Di ayat lain Allah juga berfirman, "Allah akan meninggikan orang-orang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat" (Al-Mujaadalah: 11).

Berjibunnya apresiasi, penghargaan dan dorongan yang bersumber baik dari al-Qur'an ataupun Sunnah Nabi sebagaimana di atas seyogianya membuat kaum muslim pada saat ini khususnya yang masih berstatus mahasiswa, pelajar dan santri bisa lebih giat dan tekun lagi dalam mempelajari suatu ilmu dan mengembangkan tradisi ilmiah. Pun menyadarkan bahwa menurut pandangan Islam kegiatan dan aktivitas belajar dan menuntut ilmu baik di lembaga pendidikan formal atau nonformal yang ditempuh oleh seorang Muslim orientasinya tidak melulu mengejar ijazah, gelar dan jabatan tertentu, melainkan perlu diinsyafi pula bahwa belajar itu merupakan kewajiban tiap muslim dalam upaya mentaati perintah agama. Wallahu a'lam 

M Haromain, pengajar di Pondok Pesantren Nurun ala Nur Wonosobo; penulis lepas, bergiat di Forum Intlektual Santri Temanggung.

sumber : NU Online